1. Pengertian Konsumen
Konsumen adalah setiap orang
pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan
tidak untuk diperdagangkan.
Pengertian Konsumen menurut
Philip Kotler (2000) dalam bukunya Prinsiples Of Marketing adalah semua
individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang atau jasa untuk
dikonsumsi pribadi.
Anda tentu memahami bahwa tidak
semua barang setelah melalui proses produksi akan langsung sampai ke tangan
pengguna. Terjadi beberapa kali pengalihan agar suatu barang dapat tiba di
tangan konsumen. Biasanya jalur yang dilalui oleh suatu barang adalah:
Produsen – Distributor – Agen –
Pengecer – Pengguna
Lebih lanjut, di ilmu ekonomi ada
dua jenis konumen, yakni konsumen antara dan konsumen akhir. Konsumen antara
adalah distributor, agen dan pengecer. Mereka membeli barang bukan untuk
dipakai, melainkan untuk diperdagangkan Sedangkan pengguna barang adalah
konsumen akhir.
Yang dimaksud di dalam UU PK
sebagai konsumen adalah konsumen akhir. Karena konsumen akhir memperoleh barang
dan/atau jasa bukan untuk dijual kembali, melainkan untuk digunakan, baik bagi
kepentingan dirinya sendiri, keluarga, orang lain dan makhluk hidup lain.
2. Pendekatan Perilaku Konsumen
Dalam ilmu ekonomi, perilaku konsumen
merupakan hal yang penting untuk dipelajari. Kita bisa melihat ke sekitar kita
bahwa begitu banyak konsumen yang sangat loyal terhadap suatu produk, namun ada
juga konsumen yang tidak loyal pada merek tertentu. Asal fungsinya sama, mereka
akan menggunakannya. Konsumen yang loyal terhadap suatu produk tertentu
biasanya ia telah mempunyai persepsi dan ekspektasi terhadap produk tersebut.
- Kebutuhan dan keinginan konsumen terhadap suatu produk berbanding lurus dengan persepsi dan ekspektasinya.
- Pengalaman masa lalu terhadap produk yang sama atau produk lain yang berfungsi sama.
- Pengalaman dari teman yang pernah mengkonsumsi suatu produk sebelum anda.
- Komunikasi iklan dan pemasaran yang dibuat oleh produsen untuk merubah persepsi dan ekspektasi anda.
- Konsumen biasanya menginginkan produk yang memiliki karakteristik lebih murah, lebih cepat, dan lebih baik.
- Lebih murah dalam artian bahwa konsumen akan lebih tertarik karena faktor harga yang merupakan pertimbangan paling penting dalam melakukan pembelian.
- Lebih cepat berarti bahwa konsumen menginginkan produk yang mudah didapat serta ada di mana saja.
- Lebih baik yang berarti konsumen mempertimbangkan juga aspek kualitas yang dimiliki oleh suatu produk.
- Selera atau keinginan konsumen terhadap suatu produk.
- Tingkat pendapatan yang diterima oleh konsumen.
- Kebiasaan dan gaya hidup konsumen itu sendiri.
- Lingkungan tempat tinggal dimana konsumen itu berada.
- Proses distribusi suatu produk kepada konsumen.
Menurut Vincent Gasperz, ada
beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi dan ekspektasi konsumen, yaitu:
Pengeluaran konsumen untuk proses
konsumsi suatu produk dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
Pendekatan Kardinal
Pendekatan nilai guna (Utility)
Kardinal atau sering disebut dengan teori nilai subyektif : dianggap manfaat
atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara
kuantitif / dapat diukur, dimana keseimbangan konsumen dalam memaksimumkan
kepuasan atas konsumsi berbagai macam barang, dilihat dari seberapa besar uang
yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan dari berbagai jenis barang akan
memberikan nilai guna marginal yang sama besarnya. Oleh karena itu keseimbangan
konsumen dapat dicari dengan pendekatan kuantitatif.
Para ahli ekonomi mempercayai
bahwa utility merupakan ukuran kebahagian. Utility dianggap bahwa ukuraan
kemampauan barang / jasa untuk memuaskan kabutuhan. Besar kecilnya utility yang
dicapai konsumen tergantung dari jenis barang atau jasa dan jumlah barang atau
jasa yang dikonsumsi. Sehingga dapat ditunjukan oleh fungsi sebagai berikut :
U = f ( X1, X2, X3………, Xn )
U : besar kecilnya kepuasan:
X : jenis dan jumlah barang yang
dikonsumsi.
Besar kecilnya kepuasan yang
diperoleh konsumen tergantung pada jenis dan jumlah barang atau jasa yang
dikonsumsi.
Pendekatan Ordinal
Pendekatan nilai guna ordinal
atau sering juga disebut analisis Kurva indeference : manfaat yang diperoleh
masyarakat dari mengkonsumsikan barang-barang tidak kuantitif / tidak dapat
diukur.
Pendakatan ini muncul karena
adanya keterbatasan – keterbatasan yang ada pada pendekatan cardinal, meskipun
bukan berarti pendekatan cardinal tidak memiliki kelebihan.
3. Konsep Elastisitas
Elastisitas harga permintaan
adalah derajat kepekaan/ respon jumlah permintaan akibat perubahan harga barang
tersebut atau dengan kata lain merupakan perbadingan daripada persentasi
perubahan jumlah barang yang diminta dengan prosentase perubahan pada harga di
pasar, sesuai dengan hukum permintaan, dimana jika harga naik, maka kuantitas
barang turun Dan sebaliknya.
Sedangkan tanda elastisitas
selalu negatif, karena sifat hubungan yang berlawanan tadi, maka disepakati
bahwa elastisitas harga ini benar indeksnya/koefisiennya dapat kurang dair,
dama dengan lebih besar dari satu Dan merupakan angka mutlak (absolute),
sehingga permintaannya dapat dikatakan :
1. Tidak elastisitas (in elastic)
2. Unitari (unity) dan
3. Elastis (elastic)
Konsep Elastisitas Silang
Permintaan konsumen terhadap
suatu barang tidak hanya tergantung pada harga barang tersebut. Tetapi juga
pada preferensi konsumen, harga barang subsitusi dan komplementer Dan juga
pendapatan.
Para ahli ekonomi mencoba
mengukur respon/reaksi permintaan terhadap harga yang berhubungan dengan barang
tersebut, disebut dengan elastisitas silang (Cross Price Elasticity of demand).
Perubahan harga suatu barang akan
mengakibatkan pergeseran permintaan kepada produk lain, maka elastisitas silang
(Exy) adalah merupakan persentase perubahan permintaan dari barang X dibagi
dengan persentase perubahan harga dari barang Y.
Apabila hubungan kedua barang
tersebut (X dan Y) bersifat komplementer (pelengkap) terhadap barang lain itu,
maka tanda elastisitas silangnya adalah negatif, misalnya kenaikan harga tinta
akan mengakibatkan penurunan permintaan terhadap pena.
Apabila barang lain tersebut
bersifat substitusi (pengganti) maka tanda elastisitas silangnya adalah
positif, misalnya kenaikan harga daging ayam akan mengakibatkan kenaikan jumlah
permintaan terhadap daging sapi Dan sebaliknya.
Konsep Elastisitas Pendapatan
Suatu perubahan
(peningkatan/penurunan) daripada pendapatan konsumer akan berpengaruh terhadap
permintaan berbagai barang, besarnya pengaruh perobahan tersebut diukur dengan
apa yang disebut elastisitas pendapatan.
Apabila yang terjadi adalah
kenaikkan pendapatan yang berakibatkan naiknya jumlah barang yang diminta, maka
tanda elastisitas tersebut adalah positif dan barang yang diminta sebut barang
normal atau superior.
Bila kenaikan dalam pendapatan
tersebut berakibat berkurangnya jumlah suatu barang yang diminta, maka tanda
elastisitas terhadap barang tersebut adalah negatif dan barang ini disebut
dengan barang inferior atau giffen.
1 comments:
Thank's Infonya Bray .. !!!
www.bisnistiket.co.id
Post a Comment